Rabu, 30 Maret 2016


ANALISA PENGARUH PRODUKSI DAN RENDEMEN TBS TERHADAP
MUTU DAN HARGA TBS DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
PADA BULAN MARET 2016

Penulis : Novie Haryani, SP

Usaha perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah mengalami perkembangan secara signifikan. Berdasarkan data statistik Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2014 luas areal perkebunan kelapa sawit milik petani pekebun sebesar ± 61.505 hektar dan luas perkebunan kelapa sawit milik perusahaan sebesar ± 141.393 hektar. Sementara itu jumlah pabrik kelapa sawit yang ada di Bangka Belitung sebanyak 15 pabrik dengan kapasitas yang terpakai ± 797,89 ton/jam. Keadaan ini tentunya akan menimbulkan lalu lintas produksi dan jual beli tandan buah segar (TBS) dengan persaingan usaha yang semakin ketat dan terbuka.
Kondisi ini harus diikuti dengan peningkatan mutu TBS yang dihasilkan. Mutu dari TBS kelapa sawit ini akan sangat mempengaruhi mutu minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan mutu minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil (PKO) yang dihasilkan dari proses pengolahan TBS. Untuk itu hal yang harus diperhatikan dimulai dari proses budidaya yang baik (Good Agriculture Practices/GAP), proses pemanenan (Good Handling Practices/GHP) serta proses pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practices). Produk TBS yang baik ini nantinya akan sangat mempengaruhi nilai rendemen kelapa sawit. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi rendemen diantaranya varietas tanaman, pemeliharaan tanaman, mutu dan tatacara panen TBS, pengangkutan di lapangan serta proses pengolahan di pabrik.
Produk utama kelapa sawit adalah tandan buah segar. Produk ini diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya. Pengolahan tandan buah segar menjadi minyak sawit mentah dan minyak inti (kernel) yang bermutu baik adalah tujuan utama dari pengolahan. Guna mendapatkan CPO dengan mutu baik, pengolahan dilakukan menurut tahapan tertentu dengan sejumlah syarat pengolahan sesuai dengan GHP dan GMP yang sudah ditentukan sejak di lapangan hingga ke proses akhir.
Pada periode Maret 2016 ini, data produksi dan rendemen Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit didapat dari 8 (delapan) pabrik kelapa sawit (PKS) yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kedelapan PKS ini tergabung dalam Tim Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Produksi Pekebun sesuai dengan SK Gubernur No.188.4/498/DPPP/2014. Data produksi TBS ini diperoleh dari jumlah TBS yang dihasilkan oleh perusahaan inti dan dari pekebun yang menjual TBS ke pabrik. Kuantitas produksi TBS suatu pabrik akan menjadi tolak ukur jumlah CPO dan PKO yang dihasilkan.
Di Bulan Maret 2016 ini data produksi dan rendemen yang dihasilkan oleh PKS ditambah dengan data-data lainnya diolah sedemikian rupa untuk mendapatkan harga jual TBS bagi masyarakat di Provinsi Bangka Belitung.
Berdasarkan data yang diolah, produksi TBS Bulan Maret ini sekitar 90.406.819 kg dan  mengalami penurunan yang cukup signifikan sekitar 26,99 % dibandingkan Bulan Februari lalu. Penurunan produksi ini dipengaruhi oleh kondisi musim trek sawit. Musim trek adalah musim dimana hasil panen sawit akan menurun drastis atau bahkan tidak panen sama sekali. Tentu saja hal ini menyebabkan para petani yang membudidayakan kelapa sawit mengalami kerugian yang sangat besar karena pada musim tersebut biaya pemeliharaan akan lebih tinggi disebabkan kebutuhan pupuk yang cukup banyak.
Namun kondisi ini dapat mempengaruhi kenaikan harga TBS. Karena dengan menurunnya produksi TBS maka volume CPO dan PKO juga menurun, sehingga sesuai dengan hukum permintaan dimana harga akan naik ketika jumlah barang yang diminta menurun. 

Grafik 1. Perbandingan Volume Produksi TBS Bulan Maret 2016
Hal lain yang menentukan harga TBS adalah rendemen. Untuk mendapatkan nilai rendemen yang tinggi maka salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Pemahaman tentang GAP (Good Agriculture Practices) sangat diperlukan bagi pekebun agar dapat memproduksi buah sawit yang bermutu tinggi.
Untuk mendapatkan mutu CPO yang baik maka kualitas tanamannya juga harus baik. Tanaman yang baik membutuhkan pemeliharaan yang baik pula. Salah satu tindakan yang amat penting dalam teknik budidaya kelapa sawit adalah dengan melakukan pemeliharaan tanam sejak mulai tanam. Hal ini akan menentukan masa non produktifnya. Dengan pemeliharaan yang intensif sejak mulai tanam diharapkan kelapa sawit mempunyai masa non-produktif yang pendek. Proses pemangkasan, pengendalian gulma dan hama penyakit, serta pemupukan harus sangat diperhatikan jika ingin mendapatkan kualitas buah yang baik. Untuk itu pemahaman tentang tatacara budidaya yang baik (GAP) harus dimiliki oleh setiap pekebun.
                Permasalahan yang umumnya terjadi pada pekebun kelapa sawit di Bangka Belitung adalah pemupukan. Kebutuhan pupuk yang tinggi pada budidaya kelapa sawit menjadi kendala bagi pekebun swadaya yang tidak memiliki modal yang cukup. Untuk itu sangat disarankan bagi pekebun-pekebun swadaya/mandiri untuk dapat membentuk suatu kelembagaan dan melakukan kemitraan dengan perusahaaan.  Melalui kemitraan ini akan mempermudah pembinaan dan pengawasan kepada para pekebun, sehingga permasalahan terkait mutu TBS yang dihasilkan di lapangan dapat diatasi.
Berdasarkan data dari delapan PKS didapat rata-rata nilai rendemen untuk Bulan Maret ini sebesar 20,88 % untuk CPO dan 4,90 % untuk PKO. Nilai rendemen ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan bulan lalu.

Grafik 2. Nilai rendemen CPO dan PKO di Bulan Maret 2016
Peningkatan nilai rendemen ini menunjukkan mutu TBS yang dihasilkan sudah semakin baik. Untuk itu sangat diperlukan pembinaan dan pengawasan yang rutin di tingkat pekebun sesuai dengan GAP dan GHP agar dapat menghasilkan TBS yang bermutu dengan rendemen yang tinggi karena hal ini akan sangat mempengaruhi harga jual TBS. 

Perhitungan harga TBS didapat dari rumus berikut :
H TBS = K {(Hms X Rms) + (His X Ris)}
Dari jumlah produksi dan rendemen yang dihasilkan oleh pekebun ditambah dengan komponen biaya lainnya di pabrik kelapa sawit, maka untuk periode Bulan Maret 2016 didapat harga TBS sebagai berikut :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar